Senin, 02 Februari 2015

LAMPUNG HINDU-BUDHA (Abad ke VII)

Wah kebetulan saat ini masyarakat indonesia lagi demam FILM INDIA, seperti MAHABRATA, MAHADEWA, RAMAYANA. Pasti sudah tidak asing lagi dengan sosok DEWA SYIWA, DEWA WYSNU, DEWA BRAHMA, dan TRIMURTI.
Apa hubungannya pak penulis LAMPUNG DENGAN PARA DEWA ?
Pasti bertanya-tanya karena mungkin seumur hidup kita mencari  SUKU LAMPUNG NON ISLAM itu sesuatu yang SULIT/MUSTAHIL, yah walau ISLAMNYA HANYA ISLAM KTP.
Yap betul sekali saya saja seumur-umur belum pernah ketemu ORANG LAMPUNG NON MUSLIM, bukan karena tidak gaul tapi emang begitu faktaya.

Untuk mengetahui betapa eratnya kaitan ajaran HINDU-BUDHA dengan kebudayaan lampung, dapat di lihat dari banyak hal :
1.TULISAN LAMPUNG
Tulisan Lampung ini baik yang tertulis di TAMBO atau PRASASTI kalau kita teliti dan selidiki dari bentuk gambar hurufnya, maka tulisan ini berasal dari tulisan huruf Pallawa Hindu (Lebih jelas tanyakan pada para sarjana-sarjana Tulisan Purba).Untuk Penjelasan lengkap HAD LAMPUNG klik AKSARA LAMPUNG

2. PRASATI
Dari tulisan-tulisan yang tertulis di PRASASTI yang di temukan di seputaran lampung semuanya memiliki persamaan yang bisa kita tarik benang merah yaitu beberapa prasasti di gunakan sebagai tempat pemujaan, sebagai contoh :
Prasasti Palas Pasemah (akhir abad ke 7)
Prasasti ini telah diketahui keberadaannya pada tahun 1958, di Desa Palas Pasemah dekat Kalianda Kabupaten Lampung Selatan. Prasasti ini ditulis dalam 13 baris, berhuruf Pallawa dan Bahasa Melayu Kuno. Isinya hamper sama dengan isi prasasti Karang Brahi dari Daerah Jambi, Prasasti Kota Kapur dari Bangka dan Prasasti Bungkuk dari Daerah Lampung Timur, yang berisi kutukan yang tidak patuh dan tunduk kepada penguasa Sriwijaya. Prasasti ini tidak berangka tahun, namun berdasarkan Paleografinya dapat pada akhir abad ke 7.
Prasasti Palas Pasemah yang ditemukan di Desa Palas Pasemah dekat Kalianda Lampung Selatan

3. ADAT KEBUDAYAAN
Pengaruh Hindu ini banyak sekali mempengaruhi dibidang Adat kita lebih kelihatan sekali dalam upacara Adat Perkawinan, misalnya :
Lambang burung Garuda yang dipergunakan waktu mau arak-arakan, apa sebab Lambang ini sudah menjadi kebiasaan dipakai menjadi tradisi Adat, karena menurut pengertian orang-orang Lampung, bahwa burung Garuda itu adalah suatu burung yang terkuat dan ada cerita sejarahnya waktu terjadinya SKALA BERAK. Disamping itu malahan ini yang sebenarnya asli dari Zaman Hindu Purba bahwa ke 3 Dewa yang dipuja puji orang Hindu yaitu :
DEWA BRAHMA, DEWA SYIWA, DEWA WYSNU yang merebut TRIMURTI mempunyai pakaian kendaraannya masing-masing. Brahma memakai kendaraan yang disebut GANSA, Wysnu memakai kendaraan burung Garuda, sedangkan Syiwa memakai kendaraan NANDHI.

Lain dari pada ini tatkala mempelai laki-laki akan membawa mempelai perempuan kerumahnya (ngakuk) mempelai laki-laki memegang tombak bagian muka, mempelai perempuan memegang bagian belakang, diatas gagang tombak itu digantungi kelapa tumbuh, padi, pisang, kapas dan sebagainya. Ini adalah perlambangan Hindu, lebih-lebih padi adalah kekuasaan Dewi Sri istrinya Dewa Wysnu.

Dalam pembuatan rumah kita lihat waktu akan memasang bubunga/atap, diatasnya digantungi Sang Merah Putih, Setandan Pisang, botol yang berisi air, bukankah ini perlambangan Hindu kesemuanya. Demikian juga dalam membuka tanah, untuk membuat huma/ladang, kelihatan benar pengaruh Hindu disini, sebelum digarap tanah itu di gali dulu, dibaca mantera-mantera diadakan sesajen dan sebagainya untuk mengusir iblis, setan dan sebagainya.

Lebih-lebih di Kampung-kampung dan dipedalaman hal ini masih dipraktekkan oleh Rakyat disana. Mereka masih meyakinkan bahwa Roh-roh itu masih aktif, masih bekerja masih tetap mengawasi anak-cucunya dimana saja berada. Mereka masih meyakinkan bahwa kayu-kayu besar, gunung-gunung besar mempunyai penunggu dan penjaganya, inilah yang dinamakan Animisme.

Dari penjabaran di atas maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa suku lampung pada awalnya menganut paham ANIMESME, HINDU-BUDHA. Karena memang islam di indonesia menyebar dengan menyisipkan ajaran islam dengan adat istiadat yang di anut di masyrakat setempat. Sehingga bisa meminimalisir perselisihan.

Terus sejak kapan masyarakat lampung menjadi islam....???

Nanti akan penulis jabarkan di Topik Lain mengenai pengislamanan SUKU TUMI oleh PAKSI PAK....


ang burung Garuda yang dipergunakan waktu mau arak-arakan, apa sebab Lambang ini sudah menjadi kebiasaan dipakai menjadi tradisi Adat, karena menurut pengertian orang-orang Lampung, bahwa burung Garuda itu adalah suatu burung yang terkuat dan ada cerita sejarahnya waktu terjadinya SKALA BERAK. Disamping itu malahan ini yang sebenarnya asli dari Zaman Hindu Purba bahwa ke 3 Dewa yang dipuja puji orang Hindu yaitu :

DEWA BRAHMA, DEWA SYIWA, DEWA WYSNU yang merebut TRIMURTI mempunyai pakaian kendaraannya masing-masing.

Brahma memakai kendaraan yang disebut GANSA, Wysnu memakai kendaraan burung Garuda, sedangkan Syiwa memakai kendaraan NANDHI. Lain dari pada ini tatkala mempelai laki-laki akan membawa mempelai perempuan kerumahnya (ngakuk) mempelai laki-laki memegang tombak bagian muka, mempelai perempuan memegang bagian belakang, diatas gagang tombak itu digantungi kelapa tumbuh, padi, pisang, kapas dan sebagainya. Ini adalah perlambangan Hindu, lebih-lebih padi adalah kekuasaan Dewi Sri istrinya Dewa Wysnu.

Dalam pembuatan rumah kita lihat waktu akan memasang bubunga/atap, diatasnya digantungi Sang Merah Putih, Setandan Pisang, botol yang berisi air, bukankah ini perlambangan Hindu kesemuanya. Demikian juga dalam membuka tanah, untuk membuat huma/ladang, kelihatan benar pengaruh Hindu disini, sebelum digarap tanah itu di gali dulu, dibaca mantera-mantera diadakan sesajen dan sebagainya untuk mengusir iblis, setan dan sebagainya. - See more at: http://tulangbawang.mestaboh.com/2014/04/peninggalan-peninggalan-kerajaan-tulang.html#sthash.bTpii4UG.dpuf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar